Angin,,,,,,,,,,,,,,Angin,,,,,,,,,,,,,,,
Dingin
,,,,,,,,,,,,,Dingin,,,,,,,,,,,,
Panas
,,,,,,,,,,,,,,,,,, Panas,,,,,,,,,,,,,,,,
Semua
itu bercampur di dalam dhomir lubuk hatiku
Tanpa
terasa sudah mengumpal dan menyatu menjadi satu
Aliran
darah yang mengalir seakan ingin berhenti
Melihat
sang peri kecilku telah tiada meninggalkan singgasana asmaraku
Walaupun
itu sudah takdir yang di tetapkan
Namun
asmaraku sudah menyatu menjadi satu
Apa,,,,,,,,,,,,,????
Mengapa,,,,,,,,,,,,,,???????????
Kenapa
engkau pergi dan lebih memilih embun suci yang lain
Apakah
mungkin lempengan-lempengan hatimu telah hancur
Aku
merenung di bawah awan
Aku tanya apa salahku
Aku menangis di bawah awan
Aku mengusap air mataku
Aku memohon di bawah awan
Aku menadakan tangan
Aku meronta-ronta di bawah awan
Aku melawan semua takdir ini
Tapi semua itu sia-sia karena aku
bukanlah sang penguasa jagad ray a ini
Yaaa,,,ALLAH
Aku
bersimpuh......di hadapanmu
Demi
mendatkan perikecilku kembali
Aku
teriakkan semua angan dan khayalku
Demi
mendapatkan ridhomu
Aku
satukapan tanganku menjadi satu
Demi
memperoleh rahmatmu
Aliran
air mata menggenang membasahi sajadah ilahi yang aku dapat dari sang kekasih
Kasih
yang taksampai untuk mendatkan angan yang aku gapai bersama peri kecilku